Beligede

NEW ENTRIES

  • Home
  • Blog
  • Politics
  • Social
  • Economy
  • Lifestyle
    • Dota 2
  • Science
  • Kpop
  • Beligede Story
  • About Me

7/4/2017

Republik Afrika Tengah, Negara Termiskin di Dunia

234 Comments

Read Now
 
Picture
Bangui, ibukota Central African Republic
​Negara paling miskin di dunia saat ini adalah Republik Afrika Tengah, sebuah negara di pedalaman Afrika yang berbatasan dengan Chad, Sudah, Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo dan Kamerun.
Picture
Central African Republic Map
Dahulu negara ini merupakan kolono Perancis bernama Ubangri-Shari, yang mencapai kemerdekaan pada 1960. Meskipun termasuk negara yang telah lama merdeka, Republik Afrika Tengah (Central African Republic) termasuk salah satu negara dunia yang paling tidak berkembang. Negara ini dibebani kekerasan sektarian bertahun-tahun, juga tata kelola pemerintahan yang amburadul, dan korupsi yang merajalela menambah buruknya keadaan. Akibatnya, kemiskinan yang semakin meluas sulit terelakkan, meskipun wilayahnya memiliki cadangan emas, minyak mentah, listrik tenaga air, uranium, dan intan.

Berdasarkan Human Development Index tahun 2013, tingkat pembangunan manusia di Afrika Tengah sangat rendah, yaitu menempati peringkat ke-185. Hal ini dikarenakan sistem perekonomiannya yang buruk dan sering mengalami dampak inflasi. Berdasarkan data dari World Bank dan International Monetary Fund tahun 2016, Republik Afrika Tengah merupakan negara termiskin di dunia dengan pendapatan per kapitanya hanya  di angka US$ 639 (Rp 8,40 juta dengan estimasi kurs 13.157 per dollar AS). Ini artinya, penduduk yang berpenghasilan hanya mampu memperoleh income sebesar 710 ribu rupiah per bulan.

Fakta-Fakta Republik Afrika Tengah
1.  ​Pada tahun 1993, rakyat di Afrika Tengah mengadakan pemilu multipartai secara demoratis untuk pertama kalinya. Presiden yang terpilih adalah Ange-Félix Patassé. Pada kudeta tahun 2003, Jenderal François Bozizé menumbangkan Patassé dari kekuasaannya.
2. Pada tahun 2004, Afrika Tengah dilanda peperangan. Pada tahun 2007 dan 2011, perjanjian perdamaian ditandatangani. Pada Desember 2012, terjadi perselisihan antara faksi Kristen dan Islam dengan pemerintah. Pada tahun 2013 dan 2014 pembantaian etnis keagamaan terjadi di Afrika Tengah.
Picture
Perang yang terus bergejolak di Afrika Tengah sebagai penyebab tidak berkembangnya negara ini
3.  ​Ibu kota Afrika Tengah, Bangui, terletak di samping Sungai Ubangi. Tempat-tempat menarik di Bangui meliputi Pasar Pusat warna-warni (yang terkenal karena kalung perunggunya), Museum Boganda, Sekolah Seni Kerajinan Tangan, Katedral dan gereja Saint Paul, yaitu gereja kecil dengan pemandangan sungai, dan bagian Hausa. Grande Corniche di tepian sungai Ubangi yang memberikan pemandangan indah para pemancing di gubug-gubug dan sampan.
Picture
Bangui City
4. Museum Boganda di Bangui memajang alat-alat musik tradisional, peralatan perang, arsitektur pedesaan, peralatan berburu, barang-barang tembikar, dan benda-benda keagamaan. Pemandangan lainnya adalah termasuk kebun binatang Bangui dan katedral batu bata merah..
Picture
Boganda Museum, Bangui
5.  Puncak tertinggi di Afrika Tengah adalah Gunung Ngaoui, yang tinggianya mencapai 1,420 meter. Nama lain dari gunung ini adalah Gunung Gaou, yang lebih mudah diucapkan.
6. ​Di Bangassou, Afrika Tengah, dekat Sungai Ubangi di perbatasan dengan Kongo, terdapat Air Terjun Kembe di sungai Kotto. Air terjun lainnya adalah Air terjun Boali di dekat pedesaan Boali. Air terjun ini lebarnya 250 m dan tingginya 50 m dengan pemandangan indahnya dari restoran yang ada di puncaknya. Di dekat situ juga terdapat pusat listrik tenaga air.
Picture
Baoi Waterfall
7.  Di Bouar, di sebelah timur Afrika Tengah, terdapat gundukan tanah pemakaman yang sudah berusia ribuan tahun yang ditandai dengan Tanjunu (benda megalit tegak) peninggalan dari masa Neolitikum seumuran dengan Stonehenge di Inggris. Situs ini masuk dalam daftar UNESCO World Heritage Site.
Picture
Megalithic Stones in Bouar
8.  ​Kota Zinga di Afrika Tengah adalah kota kecil yang ukuran panjangnya hanya 1 km dan luasnya adalah 300 m, namun tempat ini banyak dikunjungi para turis. Pemandangan menariknya adalah rumah kayu dan keramahan warga kota ini dalam menerima para pengunjung. Kota ini bisa dicapai dengan menggunakan sampan atau motorboat melalui sungai Ubangi.
Picture
Zinga city
9.​  Afrika Tengah mempunyai Taman Nasional Manovo-Gounda yang terletak di perbatasan antara Afrika Tengah dengan Chad. Taman nasional ini luasnya sekitar 1,75 juta hektar dan menjadi habitat bagi banyak spesies hewan termasuk badak hitam yang sangat jarang. Spesies lainnya adalah anjing liar, harimau, gajah, dan macan tutul. Taman nasional besar lainnya di Afrika Tengah adalah Taman Nasional Dzanga-Ndoki yang berada di barat daya Afrika Tengah dan Taman Nasional Andre Felix, yang berbagi dengan wilayah Sudan, seluas 600.000 hektar, yang terdiri dari 50% semak belukar dan 50% hutan.
Picture
manovo-gounda st. floris national park
10.   ​Cagar Alam Chinko atau yang dikenal dengan Proyek Chinko terletak di Lembah Aliran Chinko. Cagar alam ini tempat bagi banyak spesies dan dianggap sebagai salah satu tempat dengan paling banyak keragaman biologis di dunia.
Picture
Chinko River
11.  ​Kembe adalah perkampungan tradisional Afrika dengan rumah yang terbuat dari batu bata dan atap jerami. Di dekatnya adalah air terjun yang arusnya bercabang membentuk huruf V yang menakjubkan.
Picture
Kembe house
Picture
Kembe Waterfall
12. Lobaye adalah wilayah di Afrika Tengah yang merupakan salah satu tempat untuk melihat suku pribumi termasuk suku Pygmy. Wilayah ini jauhnya hanya 60 mil dari ibu kota tetapi gaya hidupnya sangat berbeda. Lobaye juga terkenal dengan produksi kopinya dan para pengunjung bisa melihat-lihat tanaman-tanaman kopi dan cara menanamnya.
Picture
Lobaye People
13. ​Birao merupakan salah satu kota dengan posisi sangat jauh dan jarang dikunjungi. Kota ini mempunyai bandara meski sekarang sudah tidak digunakan lagi. Kota ini tempat yang baik untuk merasakan kehidupan di Afrika Tengah dan di perbatasan Chad dan Sudan.
Picture
Birao City
14. Apakah kamu pernah mendengar tentang Anomali Magnetis Bangui? Itu dianggap sebagai salah satu dari anomali terbesar di dunia yang berada di Afrika Tengah.
Picture
Magnetic Anomaly Wold Map
15. Burung murai Hutan Sangha adalah salah satu dari burung murai hutan yang endemik di Afrika Tengah. Burung ini ditemukan pada tahun 1996 dan diidentifikasi secara ilmiah pada tahun 1999.
Picture
Burung Murai
16. Tikus Oubangui adalah spesies hewan pengerat dalam famili Muridae. Tikus Oubangui hanya ditemukan di Afrika Tengah dengan habitanya di savana yang kering.
Picture
Tikus Oubangui
17. Hewan Skinks (Typhlosaurus), ular yang yang menyerupai reptil dengan leher pendek dan lengan kakinya relatif kecil, adalah hewan endemik Afrika Tengah.
Picture
Hewan Skinks yang merupakan hewan endemik di Afrika Tengah
18. Katak Sungai Sternfield (Phrynobatrachus sternfeldi) adalah spesies katak dalam keluarga  Petropedetidae  yang endemik di Afrika Tengah. Habitat alamnya adalah di rawa-rawa.
19.   Graphium abri  adalah kupu-kupu keluarga Papilionidae yang ditemukan di Afrika Tengah.
Picture
Graphium Abri
20.  Utricularia, adalah tanaman karnifora kecil yang dilengkapi dengan perangkap menyerupai kandung kemih. Tanaman ini endemik di Afrika Tengah.
Picture
Utricularia spiralis
Sumber:

​http://www.dw.com/id/10-negara-termiskin-di-dunia/g-18986827
http://www.semestafakta.com/2016/05/19/38-fakta-menarik-tentang-republik-afrika-tengah.html
http://bisnis.liputan6.com/read/2475817/ini-daftar-25-negara-termiskin-di-dunia

Share

234 Comments

23/3/2017

ALMATY Kota Dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia

0 Comments

Read Now
 
Picture
Kota Almaty di Kazakhstan disebut sebagai kota dengan biaya hidup paling murah versi badan analisa Economic Intelligence Unit (EIU), seperti yang dilansir dari  Travel and Leisure.

Almaty merupakan mantan ibukota negara Kazakhstan, yang telah digantikan kota Astana sejak tahun 1997. Kota Almaty terletak di selatan negara Kazakhstan, berbatasan langsung dengan Kyrgyzstan dan hanya beberapa jengkal dari Tiongkok.
Picture
Kazakhstan Map
Menurut laman resmi ibukota Astana, pemindahan ibukota dari Almaty karena beberapa alasan. Almaty terletak di pokok tenggara negeri dengan populasi lebih dari 1,5 juta orang. Perkembangan urban di Alamaty tidak memungkinkan untuk pengembangan kota. Almaty memiliki problem lingkungan jika dikembangkan lebih jauh.
 
Intermezzo Kazakhstan
Negara yang pernah menjadi bagian Uni Soviet dan negara terluas ke-9 di dunia ini merupakan negara yang tergolong masih muda. Kazakhstan baru merdeka pada 16 Desember 1991 dan disempurnakan pada tanggal 25 Desember 1991.
Picture
Kazakhstan Flag
​Negara Kazakhstan terkenal dengan sangat mudahnya dalam proses membuat paspor dan mendapat kewarganegaran. Memang Kazakhstan sedang membuka pintu lebar-lebar kepada warga negara baru. Negeri ini yang luasnya hampir setengah kali luas daripada Indonesia, dengan pertambahan penduduk yang terkadang minus, dihuni sekitar 16 juta jiwa saja. Bayangkan Jakarta yang penduduknya 10 juta lebih. Betapa kosongnya seluruh daratan negeri itu. Presiden Nazarbayev dari tahun ke tahun menaikkan kuota untuk orang Kazakh yang tinggal di luar Kazakhstan, untuk kembali ke kampung halaman.
 
Pemerintah Kazakhstan memang menjanjikan kemudahan naturalisasi. Yang berpendidikan tinggi malah mendapat fasilitas akomodasi dan bentuk keuangan. Semuanya ini untuk menambah jumlah penduduk di negara yang luas tapi kosong. Bagi pendatang non-Kazakh ini, cara termudah untuk mendapatkan kewarganegaraan adalah dengan menikahi penduduk Kazakhstan.
 
Kazakhstan memang sedang berbagi kemakmuran, yang nampaknya sudah mulai menjamin masa depan para penduduknya. Apalagi yang tak mungin bagi negara kaya ini? Angka GDP per kapita melonjak dari 100 dollar saja menjadi sekitar 6.000 dollar dalam hitungan belasan tahun.
Picture
Gandum yang merupakan sektor pertanian unggulan di Kazakhstan
​Kekayaan Kazakhstan didapat karena bisa memanfaatkan potensi sumber daya alam mereka. Tekstur tanahnya yang sebagian besar rata dan terbuka serta didominasi dengan padang rumput, memberikan Kazakhstan kesempatan dalam memajukan sektor pertanian mereka terutama gandum. Selain itu, padang rumput tersebut juga menjadi keuntungan tersendiri bagi sektor peternakan di Kazakhstan. 
Picture
North Caspian Operating Company (NCOC), Kashagan Field, Kazakhstan
Dibawah hamparan rumput Kazakhstan, juga terdapat timbunan mineral, termasuk minyak yang sangat berlimpah. Terdapat dua ladang minyak yang termasuk terbesar di duia yang dimiliki oleh Kazakhstan. Industri-industri baru dalam bidang pertambangan dan penyulingan minyak terus berkembang, sesuatu hal yang membuat perekonomian Kazakhstan menjadi lebih bervariasi.

Almaty City
Picture
Polusi udara di kota Almaty
​Berbanding terbalik dengan keadaan perekonomian yang digadang-gadang bisa menjadi Macan Asia yang baru ini, kota Alamaty tidak menunjukkan kondisi yang bagus. Meski Almaty terkenal dengan kota yang memiliki biaya hidup paling murah di dunia, hal ini sesuai dengan kondisi kotanya. Salah satu masalah mantan ibukota Kazakhstan ini adalah lokasinya di pinggir perbatasan negara. Sehingga itu berpengaruh terhadap masalah perumahan, fasilitas pendidikan dan kesehatan, infrastruktur sampai minimnya lokasi hiburan menjadikan Almaty tidak baik untuk bekerja. Belum lagi buruknya polusi udara, kondisi sanitasi dan penyakit menjadi penyebab kota ini dihindari para pencari kerja. 

​Di kota ini memang sulit untuk mendapatkan rumah. Meski begitu, masih banyak flat sebagai alternatif bagi mereka yang ingin menetap di Almaty. Sayangnya, peralatan rumah tangga seluruhnya dikendalikan oleh jaringan pusat. Pemanas misalnya, bisa saja tiba-tiba mati tanpa alasan. Sisi positifnya, hal ini membuat penghuninya lebih irit biaya hidup.
Picture
Almaty street view
​Jadi tidaklah heran mengapa kota Almaty menjadi kota dengan biaya hidup paling murah di dunia. Dengan kondisi lingkungan dan infrastruktur yang buruk, serta para pekerja luar yang enggan datang ke Almaty karena minimnya hiburan, membuat mau tidak mau warga Almaty menurunkan standar harga, baik barang maupun jasa untuk kelangsungan hidup mereka.
Picture
Cewek-cewek Almaty yang bikin jantung cenat-cenut tak karuan
Meskipun  memiliki citra yang termasuk buruk,  Almaty bisa menjadi tujuan traveller untuk berwisata.  Biaya berwisata yang murah, dan pemandangan gunung-gunung yang indah menjadi daya tariknya. Jangan lupa juga wanita di Almaty terkenal dengan paras yang cantik menjadi nilai plus-plus untuk para jones yang suka berpetualang di luar negeri. Kalau mau cari cewe yang mukanya 3 in 1 (Tiongkok, Turki, Rusia jadi satu) disini tempatnya. Kalau untuk penduduk yang pria bisa kalian search saja di google, saya ga peduli dengan cowok Kazakhstan huehue...
Picture
Almaty City
Referensi:

http://agustinuswibowo.com/394/garis-batas-44-gara-gara-duit/
http://agustinuswibowo.com/369/garis-batas-40-kazakhstan-memanggil/
http://agustinuswibowo.com/390/garis-batas-43-lima-belas-tahun-merdeka/
http://www.mldspot.com/traveling/2016/12/09/kota-dengan-biaya-hidup-termurah-di-dunia
https://m.kaskus.co.id/thread/51515dee1a7608460700000c/kota-kota-terburuk-untuk-bekerja-di-dunia-apa-jakarta-masuk/1
https://id.wikipedia.org/wiki/Kazakhstan
http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170322140409-269-201975/almaty-kota-dengan-biaya-hidup-paling-murah-di-dunia/

Share

0 Comments

21/3/2017

Bhagavad-Gita, Kitab Suci Penganjur Perang dan Kekerasan?

0 Comments

Read Now
 
Picture
Kitab Bhagawad Gita merupakan kitab filsafat  agama Hindu. Sesungguhnya Bhagavad Gita yang terdiri dari 18 bab itu adalah text bab 25 s/d bab 42 dari Bhisma Parva. Bhisma Parva adalah salah satu dari 18 parwa Mahabharata. 

Banyak pihak yang beranggapan bahwa Kitab Bhagawad Gita merupakan kitab penganjur perang dan kekerasan. Padahal untuk dapat memahami secara benar amanat Bhagavad-gita, kita harus memahami pula secara utuh kitab Mahabharata. Dengan demikian kita bisa memahami apa yang melatarbelakangi terjadinya perang di Kuruksetra, dan tujuan disabdakannya Bhagavad-gita.

Saya pun mencari ulasan  untuk menanggapi masalah ini, karena saya sendiri pun belum mendalami isi dari Bhagawad Gita.  Ulasan yang dijabarkan  
http://suryanto.web.id   menurut saya sangat bisa dimengerti dan relevan.  Mari simak ulasannya dibawah ini.

Ulasan Kang Suryanto (13/06/2014) di    http://suryanto.web.id

​Ada sekelompok orang yang mengatakan Krishna sebagai tokoh yang tidak bermoral, karena memaksa Arjuna berperang di medan perang Kuruksetra. Padahal, menurut mereka, Arjuna telah tegas-tegas menolak terlibat dalam pertempuran yang akan memaksanya membunuh kakek, guru, kerabat dan sanak saudara yang ia hormati dan ia cintai. Benarkah anggapan itu? Benarkah Bhagavad-gita semata mata mengajarkan perang dan kekerasan?

“Saya sudah muak dengan agama. Saya malas membaca kitab suci lagi. Termasuk baca Bhagavad-gita. Bukankah justru gara-gara ayat-ayat suci itu manusia saling berperang?” cetus seorang teman dalam sebuah diskusi di ashram. Kebetulan dia baru pertama kali itu hadir dalam acara pendalaman Bhagavad-gita yang kami lakukan rutin setiap hari minggu siang.

Setelah bhajan dan arati, kami memilih sebuah sloka, membacanya bersama-sama, lalu membaca ulasannya. Biasanya kami memilih satu sloka tertentu yang relevan dengan tema yang sedang hangat terjadi di masyarakat. Kemudian diikuti dengan sesi diskusi. Saat itulah, teman Hindu tadi menyela dan memberikan pendapatnya yang agak mengejutkan itu. Selama ini kami mengenalnya sebagai mahasiswa yang juga terlibat aktif di sebuah LSM yang mengupayakan dialog dan perdamaian antar agama.
 
Kawan itu lalu minta ijin untuk menjelaskan latar belakang pernyataannya itu. Semua orang tahu, katanya memulai cerita, bahwa pertikaian di Timur Tengah telah berlangsung puluhan tahun. Pertikaian antara Israel dan Palestina, misalnya, terus saja berlanjut. Padahal berbagai upaya perdamaian sudah dilakukan, tapi tetap saja konflik itu tak kunjung berakhir. Bulan-bulan terakhir ini, konflik itu justru makin meluas dan menyeret negara-negara lainnya.

“Saya pribadi berpendapat bahwa konflik itu tidak akan pernah selesai. Soalnya, kalau mau jujur, konflik itu diilhami dan dilandasi oleh perintah-perintah kitab suci masing-masing agama kelompok yang bertikai itu” sambungnya, lalu terdiam sejenak sambil memandangi kearah kami. Suasana jadi hening. Kami yang berjumlah sekitar dua puluh orang dalam aula itu, mulai mengerti kearah mana pembicaraannya.

Dia lalu melanjutkan, bahwa sampai kapanpun, konflik di Timur Tengah itu tidak akan pernah berakhir secara tuntas. Karena, kedua belah pihak mendasarkan perjuangannya kepada perintah kitab suci agama mereka. Dalam kitab suci itu, diakui atau tidak, ada pemaparan tentang sejarah pertikaian antar nenek moyang mereka, disertai klaim bahwa pihak merekalah yang dilindungi dan dikehendaki oleh Tuhan. Dendam itu terus akan berkobar di dada generasi penerus mereka masing-masing, terlebih setelah mereka membaca kitab sucinya.

Bukankah sejak kelahirannya, tiga agama yang sama-sama berasal dari Nabi Ibrahim itu memang selalu bertikai ? Bukankah kalau hanya dibaca secara tekstual, apa adanya, banyak ayat yang seolah mengajarkan dan membenarkan kekerasan kepada umat lain? Karena itu, selama masing-masing kelompok masih berpegang teguh pada apa yang tersurat dalam kitab-kitab mereka, selama itu pula jalan perdamaian masih jauh dari harapan. Kami merasakan adanya kebenaran dalam penuturannya.

“Tadinya saya masih menaruh harapan. Kitab-kitab Hindu pasti tidak begitu. Hindu khan terkenal agama yang cinta damai, penuh toleransi. Saya pikir sikap orang Hindu yang umumnya toleran itu pasti karena pengaruh ajaran kitab sucinya. Lalu saya coba pelajari kitab suci Hindu. Maksudnya sekalian ingin memperoleh pencerahan dan pengetahuan rohani…” kisahnya panjang lebar.

Kebetulan waktu itu, lanjutnya, Bhagavad Gita lah yang paling mudah dia temukan. Susah menemukan kitab yang lainnya. Dia lalu mulai membuka halaman-halaman kitab suci itu dengan penuh semangat.
“Tapi saya bingung dan kecewa berat. Baru baca bab satu dan bab dua saja saya sudah ngeri. Saya tidak jadi meneruskan membacanya ” ujarnya mengenang penyebab kekecewaannya.
“Lho, ngeri? Baca kitab suci kok malah ngeri? Mengapa begitu?” seorang teman lain bertanya heran.
“Ah…, ternyata Bhagavad gita itu tidak pantas disebut kitab suci. Masak sih kitab suci kok isinya menganjurkan perang dan pembunuhan…Lagi pula disabdakannya khan di medan perang?”
Dia berkesimpulan bahwa semua kitab suci sama saja. Mengajarkan kekerasan, padahal seharusnya menciptakan kerukunan dan perdamaian.

Kawan itu lalu mulai mengkritik Krishna penyabda Bhagavad gita. Menurutnya, Krishna adalah seorang tokoh yang tidak punya moral, karena memaksa Arjuna untuk membunuh kakek, sanak keluarga dan gurunya sendiri.

Padahal Arjuna sudah menolak untuk berperang, dengan dalih yang sangat manusiawi dan menjunjung nilai-nilai ahimsa. Bukankah ahimsa adalah dharma tertinggi menurut Weda? Tapi Krishna terus membujuknya dengan sebuah tawaran iming-iming yang menggiurkan. Lalu dengan fasihnya, kawan tadi mengutip terjemahan sloka 2.37 Bhagavad-gita, menyebut sloka itu sebagai tawaran yang kekanak-kanakan.

“Wahai Arjuna, engkau akan terbunuh di medan perang dan mencapai planet-planet surga, atau engkau akan menang dan menikmati kerajaan di dunia. Karena itu, bangun dan bertempurlah dengan ketabahan hati…”

“Bukankah tawaran masuk sorga itu pula yang mengilhami para pengebom Bali dan para pembela Tuhan lainnya untuk melakukan teror dan berbagai tindak kejahatan ?” lanjutnya berapi-api. Dia lalu menyebut buku yang ditulis oleh para teroris yang membeberkan dalih mereka melakukan berbagai pengeboman. Jelas-jelas, semuanya diilhami oleh iming-iming kenikmatan kehidupan surga bersama para bidadari yang katanya selalu perawan itu. Dan semua itu memang tertulis dalam kitab suci.

“Nah, kalau Krishna mendesak Arjuna untuk membunuh Bhisma, Drona, dan para Kaurawa yang masih sanak saudara sendiri hanya demi masuk surga, apa itu bukan amoral namanya?”
Jelaslah bagi kami, mengapa teman tadi akhirnya emoh membaca Bhagavad-gita. Argumennya memang cukup kuat, dan tuduhan bahwa Bhagavad-gita mengajarkan perang dan kekerasan itu sudah sering pula dilontarkan orang yang membaca Bhagavad-gita sekenanya saja. Jadi, kawan itu bukan orang pertama yang mengkritik perintah Krishna kepada Arjuna.

Bhagavad-gita dikenal sebagai simbol kedamaian dan pencerahan batin. Mahatma Gandhi menyatakan “Bhagavad-gita adalah sumber kedamaian bagiku. Manakala keputusasaan datang menghampiri, aku membuka lembaran-lembaran Gita dan selalu kutemukan ayat yang memberikan pengharapan.”

Meski demikian, Gandhi sendiri, penganjur ahimsa (anti kekerasan) yang termashyur itu juga mengakui bahwa beberapa sloka dalam Bhagavad-gita itu penuh misteri dan pemaknaannya tidak mungkin dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.

Misalnya, dalam Sloka 18.17 Sri Krishna menyatakan bahwa kegiatan membunuh sekalipun dapat bersifat rohani, dan merupakan salah satu bentuk yoga : “Orang yang tidak digerakkan oleh keakuan palsu dan kecerdasannya tidak terikat, tidak membunuh, meskipun ia membunuh orang di dunia ini. Ia juga tidak terikat oleh perbuatannya”.

Dalam karyanya Anasakti Yoga, Gandhi mengomentari ayat di atas sebagai berikut : “ Makna ayat-ayat Bhagavad-gita ini tampaknya didasari pada cita-cita ideal di dunia hayalan, yang sulit ditemukan contohnya di dunia nyata ini”.

Karena alasan itulah, sebagian orang bahkan terang-terangan menuduh Krishna sebagai tokoh provokator yang tidak cinta damai. Anggapan demikian itu sering disebarluaskan oleh orang non Hindu untuk memojokkan kitab-kitab Hindu. Menurut mereka, Gita tidak pantas dijadikan pedoman moralitas, karena jelas-jelas bertentangan dengan semangat cinta damai dan anti kekerasan.

Benarkah anggapan itu? Benarkah selama ini Bhagavad-gita telah menjadi sumber inspirasi bagi tindak kekerasan ataupun pembunuhan yang mungkin dilakukan oleh umat Hindu yang ekstrim? Haruskah kita menghentikan kegiatan membaca Bhagavad-gita, seperti yang dilakukan oleh aktivis perdamaian tersebut? Kalau sabda Krishna hanya berdasarkan pada sebuah keadaan ideal yang tidak praktis bagi kehidupan nyata kita saat ini, masih perlukah kita mendasarkan hidup kita pada ayat-ayat Bhagavad-gita?

Orang yang menetapkan standar moralitas menurut ukuran mereka sendiri, pasti akan meragukan kesimpulan Krishna dalam Bhagavad-gita tersebut. Karena itu, marilah secara obyektif memahami mana yang tergolong kekerasan dan mana yang bukan kekerasan. Barulah kita bisa menyimpulkan, apakah Krishna memang benar-benar provokator bagi tindak-tindak kekerasan seperti yang dituduhkan orang selama ini.

Banyak orang yang lupa, bahwa percakapan rohani antara Krishna dan Arjuna yang disebut sebagai Bhagavad-gita itu sebenarnya adalah bagian dari kitab yang lebih besar, yaitu Mahabharata. Walau sering dibaca sebagai buku yang terpisah, sesungguhnya Bhagavad Gita yang terdiri dari 18 bab itu adalah text bab 25 s/d bab 42 dari Bhisma Parva. Bhisma Parva adalah salah satu dari 18 parwa Mahabharata.

Untuk dapat memahami secara benar amanat Bhagavad-gita, kita harus memahami pula secara utuh kitab Mahabharata. Dengan demikian kita bisa memahami apa yang melatarbelakangi terjadinya perang di Kuruksetra, dan tujuan disabdakannya Bhagavad-gita

Kalau kita mengikuti kisah Mahabharata, sebelum perang di Kuruksetra terjadi, sebenarnya segala upaya damai telah diupayakan. Para Pandawa berhak meminta kembali kerajaan Indraprastha, yang memang hak milik sah mereka. Namun para Kaurawa menolak permintaan mereka. Lalu, para Pandawa mengalah, dengan hanya meminta lima desa sebagai tempat tinggal. Sebagai ksatriya, tugas mereka adalah pelindung dan administrator pemerintahan. Karena itu, mereka merelakan kerajaan sah mereka, dan hanya meminta wilayah seluas 5 desa agar tetap dapat menjalankan tugas dan kewajiban sebagai ksatria.

Duryodana yang serakah menolak mentah-mentah permintaan itu. Dengan congkak ia bahkan mengatakan “Wahai Pandawa, jangankan lima desa, tanah seluas ujung jarum pun tidak akan aku relakan untuk kalian.”

Segala upaya damai masih tetap diupayakan. Bahkan, tanpa diminta oleh siapapun, atas kehendak dan inisiatif-Nya sendiri sebagai seorang awatara, Krishna bertindak sebagai duta perdamaian. Krishna telah menunjukkan ‘niat baik’ sebagai pihak yang cinta damai. Krishna pergi ke Hastinapura dan membujuk para Kaurawa agar mau berdamai dengan para Pandawa. Tapi apa yang terjadi? Dengan congkaknya, Duryodana justru memerintahkan prajuritnya untuk menagkap Krishna. Saat dikepung oleh balatentara Kaurawa itu, Krishna telah menunjukkan identitas-Nya yang sejati, dengan menampakkan wujud wiswarupa Nya.

Toh, Duryodana tetap menghendaki perang terjadi, karena ia merasa yakin dengan jumlah tentaranya akan mampu mengalahkan Pandawa. Jadi, siapa yang gemar perang?

Kalau benar Krishna memang gemar berperang, penganjur pembunuhan, dan merestui tindak kekerasan, mengapa Krishna mengagungkan ahimsa sebagai “sifat mulia, sifat agung yang tumbuh dari pengetahuan yang benar” setidaknya tiga kali dalam Bhagavad-gita (Bhagavad-gita 10.5, 13.8, dan 16.2)? Krishna mendukung sepenuhnya perintah Weda : ahimsyat sarva-bhutanam : ‘Jangan melakukan kekerasan kepada makhluk hidup manapun.”

Perlu kita catat pula, bahwa walaupun sabda dan argumen Krishna dimaksudkan untuk semua orang, namun dalam konteks ini, perintah Krishna untuk bertempur khususnya ditujukan kepada Arjuna. Adalah bodoh kalau kemudian ada orang yang membenarkan tindakan kirminalnya hanya dengan mengutip misalnya ayat “sang roh tidak dapat dibunuh ataupun dapat membunuh” tanpa memahami konteks makna ayat seperti itu.

Sebuah tindakan tergolong kekerasan atau bukan kekerasan, ditentukan oleh prinsip tugas dan wewenang. Dalam sistem sosial Weda, Arjuna dan para Pandawa lainnya adalah para ksatriya. Kata ‘ksatria’ sendiri dalam dalam bahasa Sanskerta berarti ‘orang yang melindungi dari bahaya’. Menjadi tugas para ksatriya untuk melindungi masyarakat dari serangan musuh. Sama halnya dengan tugas TNI melindungi rakyat Indonesia dari serangan apapun.

Menurut Bhaktivedanta Swami, dalam kitab Weda disebutkan, ada enam musuh yang harus dilawan dan bahkan boleh diberikan hukuman mati, yaitu : 1) orang yang meracuni; 2) orang yang membakar rumah orang lain; 3) orang yang menyerang dengan senjata mematikan: 4) orang yang merampok kekayaan orang lain; 5) orang yang menyerobot tanah milik orang lain; dan 6) orang yang menculik istri orang lain.
Duryodana dan saudaranya telah melakukan enam jenis kejahatan tersebut. Duryodana telah meracuni Bhima, pernah berusaha membakar Pandawa dan Kunti, bibinya sendiri dengan menjebak mereka di istana kardus. Kaurawa telah merampas kerajaan para Pandawa (Indraprastha), telah berusaha merebut Drupadi dan ingin menjadikan wanita itu sebagai budak.

Walau upaya perdamaian telah dilakukan, Duryodana tetap ngotot ingin berperang, karena yakin bahwa bala tentaranya yang jauh lebih banyak jumlahnya akan mampu mengalahkan Pandawa. Jadi, menurut anjuran Weda, Duryodana sudah memenuhi syarat sebagai musuh yang harus dilawan dan boleh dihukum sampai mati.

Sebelum peperangan, Krishna memberikan pilihan kepada Pandawa dan Kaurawa. Mereka dipersilahkan memilih salah satu : pasukan Krishna yang tak terkalahkan, atau memilih diri Krishna yang tidak akan ikut bertempur. Demikianlah. Ketika kedua belah pihak itu akhirnya harus berhadapan di medan Kuruksetra, para Pandawa memilih Krishna sebagai penasehat mereka, sedangkan Duryodana tergoda untuk memilih bala tentara kerajaan Mathura. Krishna bertindak sebagai kusir kereta perang Arjuna.

Di sinilah mulainya Bab Pertama kitab Bhagavad-gita. Saat melihat kakek, guru, kerabat, dan sanak saudara berdiri berhadapan siap bertempur, Arjuna terduduk lemas, badannya gemetar, busur dan panah terlepas dari tangannya. Ia memutuskan untuk tidak bertempur, dengan memberikan argumentasi berdasarkan ajaran-ajaran moralitas menurut Weda sebagai pembenaran. Baginya, lebih baik menjadi pengemis dan hidup sebagai peminta-minta, daripada menanggung dosa besar akibat membunuh orang- orang yang patut dihormatinya.

Arjuna juga beralasan bahwa apabila para suami terbunuh, maka hal-hal yang bertentangan dengan dharma merajalela dalam keluarga, kaum wanita keluarga akan ternoda, dan dengan merosotnya kaum wanita, lahirlah keturunan yang tidak diinginkan (Gita 1.40). Peperangan adalah selalu salah bagi orang yang mampu berpikir secara jernih. Lebih baik menempuh jalan non kekerasan.

Mendengar semua argumentasi Arjuna itu, sambil tersenyum Krishna berkata : “Sambil berbicara dengan cara yang pandai engkau menyesalkan sesuatu yang tidak patut disesalkan. Orang bijaksana tidak pernah menyesal, baik untuk yang masih hidup maupun untuk yang sudah meninggal” (Gita 2.11).

Menurut pengertiannya, kekerasan bukan hanya menyangkut kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan terhadap mental. Termasuk pula pelanggaran terhadap pelaksanaan hak asasi manusia. Kekerasan yang dilakukan oleh Duryodana tidak hanya menyangkut kekerasan fisik semata. Ia telah menghalangi hak warga kerajaannya untuk hidup berdasarkan prinsip ketuhanan. Dalam sebuah pemerintahan kerajaan, biasanya warga kerajaan menganggap seorang raja sebagai wakil Tuhan di dunia. Seorang raja wajib memberikan kesempatan penuh warganya untuk dapat mengembangkan kehidupan spiritual dan kesadaran kepada Tuhan.

Selama ini, para Kaurawa telah banyak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan dharma. Karena itu, sebagai ksatriya, tugas Arjuna sudah jelas. Jauh dari sekedar gemar berperang, Krishna memerintahkan Arjuna untuk menjalankan tugasnya. Tapi Arjuna adalah ksatria yang lembut hati, berhati mulia dan tidak ingin melakukan pembunuhan itu. Krishna lalu mengingatkan Arjuna tentang hakekat diri manusia, tentang hakekat sang roh. Bahwa roh tidak akan pernah terbunuh dalam keadaan manapun. Kalau orang mau membaca sampai habis Bhagavad-gita dan tidak hanya berhenti sampai bab 2, orang akan memahami segala misteri kehidupan ini. Bhagavad-gita bukan hanya berbicara tentang kekerasan.

Mungkin orang masih akan memprotes. Tindakan Arjuna adalah sebuah pembalasan dendam, dan penghukuman terhadap Duryodana tetap saja merupakan tindak kekerasan dan patut dicela. Tapi, apakah pemaksaan atau pembunuhan selalu berarti kekerasan yang tercela? Dan apakah perilaku yang tampaknya bersahabat selalu berarti non kekerasan? Saat mengamputasi anggota badan pasien, seorang dokter bedah mungkin dianggap bertindak sadis, dan orang awam bisa saja mengambil kesimpulan ‘betapa sadis dan biadabnya tindakkan dokter itu’. Tetapi tindakan dokter bedah itu tidak melanggar hukum. Mengapa? Karena ia menjalankan tugas yang telah ditetapkan baginya. Tindakan amputasi ataupun operasi yang dilakukannya yang tampaknya penuh kekerasan justru bertujuan baik, menyembuhkan sang pasien.

Sementara itu, seorang teman mungkin berusaha menghentikan kebiasaannya mabuk atau merokok. Kalau kemudian, atas nama sikap persahabatan, saya menawarinya minuman keras ataupun rokok, tindakan saya yang tampak bersahabat itu sebenarnya adalah tindakan kekerasan. Selain menyebabkan gangguan kesehatan akibat minuman keras dan rokok yang saya berikan, barangkali saya juga bisa disebut melanggar kebebasan teman itu untuk menjalani pilihan hidupnya. Adanya peraturan dan disertai sanksi denda bila merokok di tempat-tempat umum, adalah salah satu bukti bahwa merokok adalah salah satu tindakan yang membahayakan.

Atau, anggap ada seorang polisi yang menolak melakukan kekerasan saat tugas mewajibkannya melindungi seseorang dari serangan perampok. Maka, tindakan polisi melakukan non kekerasan itu, dengan sendirinya adalah pelanggaran terhadap hak warga negara untuk memperoleh perlindungan.

Seorang anak yang baru sadar setelah menjalani operasi berat, mungkin akan menangis meraung meminta makanan karena rasa haus dan lapar. Tapi dokter tidak menuruti kemauan anak itu dengan tidak memberinya makanan. Memberikan makanan kepada anak dalam kondisi seperti itu justru merupakan tindakan kekerasan.

Contoh-contoh tersebut bisa memberikan gambaran kepada kita, betapa tidak mudah menentukan mana yang kekerasan dan mana yang bukan kekerasan menurut standar moralitas buatan manusia. Karena itu, kita membutuhkan sebuah standar moral absolut yang melampui standar relatif benar-salah dan baik-buruk di dunia ini.

Sekali lagi, pertempuran di medan perang Kuruksetra merupakan pilihan terakhir yang tidak dapat dihindari lagi. Bagi Arjuna, penolakannya bertempur dilandasi oleh kemulian hati dan sifat welas asihnya yang besar. Tapi, kalau Arjuna meninggalkan medan perang itu, apakah para Kaurawa akan menganggap Arjuna sebagai ksatria berhati mulia? Tidak! Mereka akan menganggap Arjuna sebagai pengecut.

Marilah kita simak sloka 2.30 s/d 2.38 untuk agar dapat memahami secara utuh alasan Krishna meminta Arjuna tetap bertempur :

“Wahai putra keluarga Bharata, dia yang tinggal dalam badan tidak pernah dapat dibunuh. Karena itu, engkau tidak perlu bersedih hati untuk makhluk manapun. Mengingat tugas kewajibanmu yang khusus sebagai seorang ksatriya, hendaknya engkau mengetahui bahwa tiada kesibukan yang lebih baik untukmu daripada bertempur berdasarkan prinsip-prinsip dharma; karena itu engkau tidak perlu ragu-ragu.

“Wahai Arjuna, berbahagialah para ksatriya yang mendapat kesempatan untuk bertempur seperti itu tanpa mencarinya kesempatan yang membuka pintu gerbang planet-planet surga bagi mereka”

“Akan tetapi, kalau engkau tidak melaksanakan kewajiban dharma-mu, yaitu bertempur, engkau pasti akan menerima dosa akibat melalaikan kewajibanmu, dan dengan demikian kemashyuranmu sebagai ksatriya akan hilang”

“Orang akan selalu membicarakan engkau sebagai orang yang hina, dan bagi orang yang terhormat, penghinaan lebih buruk daripada kematian”.

“Jendral-jendral besar yang sangat menghargai nama dan kemashyuranmu akan menganggap engkau meninggalkan medan perang karena rasa takut saja, dan dengan demikian mereka akan meremehkan engkau”

“Musuh-musuhmu akan menjuluki engkau dengan banyak kata yang tidak baik dan mengejek kesanggupanmu. Apa yang dapat lebih menyakiti hatimu daripada itu?”

“Wahai Putra Kunti, engkau akan terbunuh di medan perang dan mencapai planet-planet surga atau engkau akan menang perang dan menikmati kerajaan di dunia. Karena itu, bangunlah dan bertempur dengan ketabahan hati”

“Bertempurlah demi pertempuran saja, tanpa mempertimbangkan suka atau duka, rugi atau laba, menang atau kalah dengan demikian, engkau tidak akan dipengaruhi oleh dosa.”

Jadi, Arjuna mendapat perintah langsung dari Tuhan untuk membinasakan para Kaurawa. Tugasnya hanyalah bertempur, hanya sebagai alat, sekedar menjalankan kewajiban, tanpa mengikatkan diri kepada hasil tindakannya. Inilah sesungguhnya ajaran yang dalam bahasa Jawa disebut sebagai “sepi ing pamrih, rame ing gawe”.

”Karena itu, bangunlah. Siap-siap untuk bertempur dan merebut kemashyuran. Kalahkanlah musuhmu dan menikmati kerajaan yang makmur. Mereka sudah dibunuh oleh apa yang Kuatur, dan engkau hanya dapat menjadi alat dalam pertempuran, wahai Savyasaci” (Bhagavad-gita 11.33).

Sekali lagi, Arjuna hanya sebagai instrumen atau alat, agar upaya penegakan prinsip-prinsip dharma yang dilakukan oleh Sri Krishna tampak wajar dan’rasional’ dalam pandangan manusia biasa. Padahal sebenarnya, para ksatria itu telah dibunuh oleh Krishna sendiri. Hal itu tampak dalam uraian Arjuna tentang apa yang dilihatnya setelah ia menerima berkah pandangan mata rohani (caksu divyam) dari Krishna.

”O Wisnu yang berada di mana-mana, ketika hamba melihat Anda dengan berbagai warna Anda yang bercahaya dan menyentuh langit, mulut-mulut Anda yang terbuka lebar dan mata Anda yang besar dan menyala, pikiran hamba goyah karena rasa takut. Hamba tidak dapat memelihara sikap mantap maupun keseimbangan pikiran lagi.

O Penguasa para dewa, Pelindung dunia-dunia, mohon memberi karunia kepada hamba. Hamba tidak dapat memelihara keseimbangan ketika melihat Anda seperti ini dengan wajah-wajah Anda yang menyala seperti maut dan gigi yang mengerikan. Di segala arah hamba kebingungan.

Semua Putra Dhrtarastra, bersama raja-raja yang bersekutu dengan mereka, Bhisma, Drona, Karna – dan semua pemimpin ksatria di pihak kita – lari masuk ke dalam mulut-mulut Anda yang mengerikan. Hamba melihat beberapa di antaranya tersangkut dengan kepala-kepalanya hancur di antara gigi Anda.

Bagaikan ombak-ombak banyak sungai mengalir ke dalam lautan, seperti itu pula semua kesatria yang hebat ini menyala dan masuk ke dalam mulut-mulut Anda” (Bhagavad-gita 11.25 – 28).

Kembali dalam kehidupan nyata kita. Dalam prakteknya, kekerasan sering kita butuhkan untuk memelihara ketentraman hidup masyarakat banyak. Masih ingatkah dengan terbunuhnya gembong teroris Dr. Azahari di Batu, Malang beberapa bulan lalu? Orang dapat saja mengutuk tindakan penyergapan yang dilakukan oleh Detasemen 88 yang mengakibatkan tewasnya orang yang paling diburu itu sebagai tindak kekerasan yang tidak manusiawi. Bagaimanapun itu adalah tindak kekerasan.

Anehnya, beberapa hari setelah peristiwa pembunuhan yang menggegerkan itu, anggota Detasemen 88 justru mendapat penghargaan dan kenaikan pangkat dari pemerintah. Mengapa, karena pembunuhan yang mereka lakukan adalah demi menjalankan perintah negara. Mereka memang mendapatkan mandat dan perintah untuk itu. Tapi sebaliknya, sering kita dengar pula kabar pemecatan atau pemberian hukuman terhadap anggota TNI atau polisi, karena telah melakukan pembunuhan di luar prosedur. Mereka menggunakan senjata apinya untuk kepentingan pribadi. Jadi, sama-sama kekerasan dan sama-sama pembunuhan, tapi yang satu mendapat tanda jasa dan kehormatan, yang lainnya berbuah pemecatan dan hukuman. Apa yang membedakannya? Sekali lagi, tugas dan kewajiban.

Dari uraian di atas, kiranya jelas bahwa Krishna bukanlah tokoh tak bermoral yang doyan perang dan gemar kekerasan. Bhagavad-gita bukanlah kitab yang bisa digunakan sebagai pembenaran untuk tindakan kriminal yang dilakukan seseorang. Kita boleh lega, karena selama ini, belum pernah kami mendengar ada orang Hindu yang melakukan agresi atau peperangan dengan umat agama lain dengan alasan menjalankan perintah Krishna dalam Bhagavad-gita.

Lagi pula, kalau benar Bhagavad-gita adalah kitab penganjur perang dan kekerasan, mengapa seorang tokoh anti kekerasan seperti Mahatma Gandhi selalu membawa-bawa Bhagavad-gita kemanapun beliau pergi? Mengapa semakin banyak orang dari berbagai belahan dunia kini memeluk agama Hindu berawal dari membaca Bhagavad-gita? Tentu saja, yang harus kita lakukan adalah membaca Bhagavad-gita dengan didasari kerendahan hati, dibaca menyeluruh dengan bantuan bimbingan guru spiritual yang telah memahami amanat rohani kitab suci itu. Kita butuh kehadiran seorang guru atau dosen bahkan untuk mengerti dan memahami ilmu pengetahuan material sekalipun. Apalagi untuk memahami dan menghayati misteri pengetahuan rohani seperti yang terkandung dalam Bhagavad-gita.

Jadi, sayang sekali kalau kawan Hindu tersebut tidak pernah lagi membaca Bhagavad-gita hanya karena belum memahami secara benar amanat rohaninya. Mungkin dia belum pernah membaca komentar Dr. Edwin H. Powell, seorang professor sosiologi State University of New York yang menyatakan sebagai berikut :

“Kalau memang kebenaranlah yang berhasil, seperti yang ditegaskan oleh Pierce dan para pengikut filsafat pragmatisme, maka pasti ada kebenaran dalam Bhagavad-gita Menurut Aslinya, sebab para pengikut ajarannya memperlihatkan ketenangan dan keriangan yang jarang ditemukan dalam kehidupan masyarakat dewasa ini yang pada umumnya hambar dan keras”. Banggalah menjadi Hindu!

​Sumber:  

http://suryanto.web.id

Share

0 Comments

19/3/2017

Makna dan Sejarah Hari Raya Nyepi

0 Comments

Read Now
 
Picture
Nyepi berasal dari kata sepi yang artinya sunyi, senyap, lenggang, tidak ada ada kegiatan. Hari Raya Nyepi adalah Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/kalender Saka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Tidak seperti perayaan tahun baru Masehi yang dirayakan ramai dan meriah, tahun baru Saka dimulai dengan menyepi dan melaksanakan catur brata penyepian.
 
“Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung (alam semesta/macrocosmos).

Bila kalian yang tinggal di Bali atau pernah berliburan di Bali saat Nyepi, pasti akan merasakan bagaimana suasananya yang tidak akan pernah kalian temuakan di kota lain di Indonesia. Nyepi identik dengan suasana sepi dan gelap gulita di malam hari. Tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, seperti Bandara Internasional Ngurai Rai dan Pelabuhan Gilimanuk pun ditutup, namun tidak untuk rumah sakit.
​
Sejarah Nyepi

Kita semua tahu bahwa agama Hindu berasal dari India dengan kitab sucinya Weda. Di awal abad masehi bahkan sebelumnya, Negeri India dan wilayah sekitarnya digambarkan selalu mengalami krisis dan konflik sosial berkepanjangan.
 
Pertikaian antara Suku Bangsa Saka, Pahiava, Yueh Chi, dan Malaya yang saling merebutkan kekuasaan, menyebabkan terombang-ambingnya kehidupan beragama pada saat itu. Pola pembinaan kehidupan beragama menjadi beragam, baik karena kepengikutan umat terhadap kelompok-kelompok suku bangsa, maupun karena adanya penafsiran yang saling berbeda terhadap ajaran yang diyakini.
 
Pertikaian yang panjang pun akhirnya menghasilkan pemenang yaitu suku Saka dibawah pimpinan Raja Kaniskha I yang dinobatkan menjadi Raja dan turunan Saka tanggal 1 (satu hari sesudah tilem) bulan 1 (caitramasa) tahun 1 saka, pada bulan Maret tahun 78 masehi.
 
Dari sini dapat diketahui bahwa peringatan pergantian Tarikh Saka adalah hari keberhasilan kepemimpian Raja Kaniskha I dalam menyatukan bangsa yang tadinya bertikai dengan paham keagamaan yang saling berbeda.
 
Sejak tahun 78 Masehi itulah ditetapkan adanya Tarikh atau perhitungan tahun Saka, yang satu tahunnya juga sama-sama memiliki 12 bulan dan bulan pertamanya disebut Caitramasa. Bersamaan dengan bulan Maret tarikh Masehi dan Sasih Kesanga dalam tarikh Jawa dan Bali di Indonesia. Sejak itu pula kehidupan bernegara, bermasyarakat, dan beragama di India ditata ulang.
 
Oleh karena itu peringatan Tahun Baru Saka bermaksa sebagai hari kebangkitan, hari pembaharuan, hari kebersamaan (persatuan dan kesatuan), hari toleransi, hari kedamaian sekaligus hari kerukunan nasional. Keberhasilan ini disebarluaskan keseluruh daratan India dan Asia lainnya bahkan sampai ke Indonesia.
 
Budaya Hari Raya Nyepi disebarkan oleh  Sang Pendeta Saka bergelar Aji Saka pada  tahun 456 Masehi  di pulau Jawa , dimana pengaruh Hindu di Nusantara saat itu telah berumur 4,5 abad. Di samping telah berhasil mensosialisasikan peringatan pergantian tahun saka ini, Sang Aji Saka dalam riwayatnya melahirkan aksara Jawa onocoroko doto sowolo mogobongo padojoyonyo. Aji Saka juga terkenal karena kisahnya yang diiringi dua punakawan yang sama-sama setia, sama-sama teguh, sama-sama sakti, dan sama-sama mati dalam mempertahankan kebenaran demi pengabdiannya kepada Sang Pandita Aji Saka.


Rangkaian Peringatan Pergantian Tahun Saka
Picture
​Peringatan Tahun Saka di Indonesia dilakukan dengan cara Nyepi selama 24 jam dan ada rangkaian acaranya antara lain:
 
1. Upacara Melasti, Mekiyis dan Melis
Picture
​Intinya adalah penyucian Bhuana Alit (diri kita masing-masing) dan Bhuana Agung atau alam semesta ini. Dilakukan di sumber air suci kelebutan, campuran, patirtan dan segara. Tetapi yang paling banyak dilakukan adalah di segara (laut/pantai) karena sekalian untuk nunas thirta amerta (air suci yang memberi kehidupan). Umat Hindu percaya bahwa air murni baik mata air maupun air laut mempunyai kekuatan yang menyucikan.

2.  Menghaturkan Bhakti/Pemujaan
Picture
​Bersembahyang di Bali Agung atau Pura Desa di setiap desa pakraman, setelah kembali dari mekiyis.

3. Mecaru dan Ngerupuk
Picture
Mecaru di setiap catus pata (perempatan) desa/pemukiman, yang melambangkan menjaga keseimbangan. Keseimbangan Bhuana Alit, Bhuana Agung, keseimbangan Dewa, Manusa Bhuta, sekaligus merubah kekuatan Bhuta menjadi div/cahaya (nyomiang bhuta) yang diharapkan dapat memberikan kedamaian, kesejahteraan, dan kerahayuan jagat (bhuana agung bhuana alit).
 
Dilanjutkan pula dengan acara ngerupuk/mebuu-buu disetiap rumah tangga, guna membersihkan lingkungan dari pengaruh bhuta kala. Belakangan cara ngerupuk disertai juga dengan "ogoh-ogoh" (simbol bhuta kala) sebagai kreativitas seni dan gelar budaya serta simbolisasi bhuta kala yang akan disomyakan.

​​4. Nyepi
Picture
Dilakukan dengan melaksanakan Catur Brata Penyepian.
  • Amati Geni : tidak berapi-api, tidak menggunakan atau menghidupkan api
  • Amati Karya : tidak bekerja
  • Amati Lelungan : tidak bepergian
  • Amati Lelanguan : tidak berfoya-foya atau bersenang-senang.
Serta bagi yang mampu juga melaksanakan puasa 24 jam, tapa, brata, yoga, dan semadhi.
 
Hal ini bertujuan untuk menyucikan dan intropeksi diri dengan cara benar-benar melepas semua keduniawian selama sehari. Merenung kesalahan dan dosa-dosa yang telah dilakukan tahun sebelumnya yang nantinya akan memberikan kesiapan batin untuk menghadapi setiap tantangan dan godaan kehidupan pada tahun yang baru.

5.  Ngembak Geni
Picture
Rangkaian terakhir dari perayaan Tahun Bari Saka adalah hari Ngembak Geni yang jatuh pada “pinanggal ping kalih” (tanggal 2) sasih kedasa (bulan X). Diawali pagi hari dengan bersembahyang bersama di pura desa dan dilanjutkan Dharma Shanti dengan keluarga besar dan tetangga (kurang lebih sama seperti berlebaran Hari Raya Idul Fitri), mengucap syukur dan saling memaafkan (ksama) satu sama lain, untuk memulai lembaran tahu baru yang bersih. Inti Dharma Shanti adalah filsafat Tattwamasi yang memandang bahwa semua manusia di seluruh penjuru bumi sebagai ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa hendaknya saling menyayangi satu dengan yang lain, memaafkan segala kesalahan dan kekeliruan. Hidup di dalam kerukunan dan damai.  Seperti doa yang selalu diucapkan oleh umat Hindu, “Om Shanti Shanti Shanti Om” yang artinya adalah Semoga Damai, Damai di Hati, Damai di Dunia, Damai Selamanya atas karunia Ida Sang Hyang Widhi.
 

Sumber:

​

https://id.wikipedia.org/wiki/Nyepi
https://balipedia.id/sejarah-nyepi/
​

Share

0 Comments

24/2/2017

Sepatutnya Sistem Pendidikan Indonesia Harus Meniru Finlandia

1 Comment

Read Now
 
Picture
​Indonesia adalah Negara Kepulauan terbesar di dunia dengan penduduk lebih dari 257 juta orang, yang menjadikan Indonesia sebagai Negara ke-4 yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia dengan persentase 3,46% penduduk dunia. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar mengapa Indonesia masih belum bisa berbicara banyak di dunia? Seharusnya Indonesia sudah bisa menggondol Piala Dunia dalam sepakbola, atau bisa menguasai pasar teknologi di dunia. Dengan sumber daya manusia yang berlimpah hal-hal tersebut tidaklah mustahil. Menurut saya hal mendasar yang belum bisa dipenuhi di Indonesia adalah masih kurangnya kualitas pendidikan yang bisa menghasilkan sumber daya manusia yang mumpuni.
​
Dari data Jumlah Guru seluruh Indonesia sebanyak 3.261.665 orang yang terdiri dari guru PNS dan Swasta. Perbandingan Guru PNS dan Guru Swasta (Honorer) adalah 53% PNS dan 47% honorer. Jika dijadikan angka jumlah guru PNS itu sendiri di seluruh Indonesia mencapai 1.712.848 orang.
Picture
Pada APBN-P 2016, total dana anggaran tunjangan profesi guru sebesar Rp 69,7 triliun (Rp 69.700.000.000.000,- dikasih angka biar keliatan serem). Dengan jumlah yang fantastis seharusnya diikuti kualitas pendidikan yang baik. Ya meskipun menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan jika tunjangan profesi guru kelebihan Rp 23,3 triliun. Akan tetapi ada kesenjangan yang cukup lebar antara gaji guru PNS dan gaji guru honorer. Kebanyakan dari guru honorer hanya bisa mendapat honor sekadarnya. Sekitar Rp 500.000 per bulan untuk yang tercover APBD dan kebanyakan hanya mendapat honor dari data BOS serta komite sekolah rata-rata Rp 200.00 per bulan. Akan tetapi menurut kabar Pemerintah akan menggunakan kebijakan baru yakni dijadikannya Guru Honorer menjadi pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang nantinya gaji akan setara dengan guru PNS.

Dengan terjaminnya kehidupan guru apakah berkorelasi dengan kualitas pendidikan di Indonesia? Apakah harus dirubah? Haruskah Indonesia tetap bertahan pada sistem pendidikan yang konvesional? Mari kita coba bandingan sistem pendidikan Indonesia dengan Finlandia.

1.  Usia Sekolah

Picture
Anak-anak usia dini di Finlandia justru didorong untuk lebih banyak bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya
​Indonesia:
Pasti kamu sering melihat betapa repotnya orang tua Indonesia jaman sekarang buat nyiapin pendidikan dari usia dini biar kedepannya juga bakal dapet pendidikan yang bagus juga. Makanya jangan heran kalau kamu di Indonesia lihat anak bocah 3 tahun udah disekolahin di  PreSchool.  Belum lagi les privat, les piano, les-les lainnya.

​Finlandia:
Di Finlandia, kalau kamu sebagai orang tua maksain anak kamu sekolah mulai umur 3 tahun, kamu bisa berurusan sama hukum! Anak-anak di Finlandia memang diatur secara hukum baru boleh bersekolah pada umur 7 tahun. Anak-anak usia dini di Finlandia lebih didorong untuk belajar interaktif secara mandiri dengan lingkungannya. Intinya, mereka diarahkan menjadi anak-anak, bukan menjadi professor.
​
Awal yang memang lebih telat jika dibandingkan negara-negara lain itu justru berasal dari pertimbangan mendalam terhadap kesiapan mental anak-anak untuk belajar. Mereka juga meyakini keutamaan bermain dalam belajar, berimajinasi, dan menemukan jawaban sendiri. Anak-anak di usia dini justru didorong untuk lebih banyak bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya. Bahkan penilaian tugas tidak diberikan hingga mereka kelas 4 SD. Hingga jenjang SMA pun, permainan interaktif masih mendominasi metode pembelajaran.

Pelajar di Finlandia sudah terbiasa menemukan sendiri cara pembelajaran yang paling efektif bagi mereka, jadi nantinya mereka tidak harus merasa terpaksa untuk belajar. Maka dari itu, meskipun mulai telat, tapi pelajar umur 15 di Finlandia justru berhasil mengungguli pelajar lain dari seluruh dunia dalam tes internasional Programme for International Student Assessment (PISA). Itu membuktikan faedah dan efektivitas sistem pendidikan di Finlandia.

2.  Jam Sekolah
Picture
Keseimbangan waktu belajar dan bermain anak sangat diperhatikan oleh Finlandia
Indonesia:
Di Indonesia, level sekolah dasar diwajibkan belajar 5-6 jam sehari (06.30-12.00). Satu yang jadi pikiran, seorang anak harus bangun pagi-pagi benar untuk masih sekolah padahal pas kerja juga enggak sepagi itu. Katanya sih jam masuk sekolah emang sengaja sepagi itu biar ngelatih disiplin.

Finlandia:
Sekolah hanya sekitar 4 jam per hari, dengan sistem tiap 45 menit belajar harus istirahat 15 menit. Jam masuk antara jam 9.00-9.45. Orang Finlandia percaya dengan penelitian bahwa anak usia dini butuh tidur lebih di pagi hari, dan otak baru bisa menyerap ilmu setiap jam 10. Sistem yang diterapkan Finlandia ini bertujuan untuk memberikan keseimbangan antara belajar dan beristirahat agar bisa lebih mudah menyerap ilmu.
​
Di samping meningkatkan kemampuan fokus di atas, memiliki jam istirahat yang lebih panjang di sekolah juga sebenarnya memiliki manfaat kesehatan. Mereka jadi lebih aktif bergerak dan bermain, tidak hanya duduk di kelas. Bagus juga kan jika tidak membiasakan anak-anak dari kecil untuk terlalu banyak duduk.

3.  Sistem Pembelajaran
Picture
Sistem pengajaran yang nyaman dan efektif di Finlandia
Indonesia:
Sistem ranking menjadi andalan untuk membedakan mana yang pintar dan bodoh. Terlihat jelas gap antara si pintar dan bodoh. Enggak lupa PR dan tugas yang diberikan banyak banget. Jadinya stress karena nilai harus bagus, PR/tugas harus selesai. Hal ini juga mendorong banget budaya korupsi di usia dini: Mencontek.
Padahal bakat dan kemampuan masing-masing anak pastilah berbeda. Tidak semua anak jago dalam hal akademik, pasti ada yang hanya kuat di olahraga ataupun seni. Banyak sekali bakat-bakat anak yang terpendam tidak bisa keluar maksimal karena kesalahan sistem ini.

Finlandia:
Tidak ada sistem pembeda mana yang pintar dan bodoh. Semua murid dianggap sama dan Finlandia berharap semua muridnya jadi pintar. Hasilnya jarak antara yang pintar dan yang bodoh hampir tidak terlihat. PR dan tugas yang diberikan sesuai kebutuhan dan tidak harus sempurna hasilnya. Menurut orang Finlandia yang terpenting adalah usaha dan upaya mereka untuk menghasilkan sesuatu, serta bagaimana mereka menemukan jalan keluar terbaik dari sebuah permasalahan. Makannya jangan heran jika anak terbodoh di Finlandia masih bisa masuk anak golongan cerdas.

Walaupun ada bantuan khusus untuk siswa yang merasa butuh, tapi mereka tetap ditempatkan dalam kelas dan program yang sama. Tidak ada juga program akselerasi. Pembelajaran di sekolah berlangsung secara kolaboratif. Bahkan anak dari kelas-kelas berbeda pun sering bertemu untuk kelas campuran. Strategi itu terbukti berhasil karena saat ini Finlandia adalah negara dengan kesenjangan pendidikan terkecil di dunia.

4.  Ujian Akhir
Picture
Tidak ada ujian akhir nasional di Finlandia
Indonesia:
Ujian akhir masih menjadi andalan sistem pendidikan kita, dan jadi mimpi buruk bagi siswa. Semua yang kita pelajari dari awal sampai akhir, ujian akhir lah yang menentukan kelulusan. Hal ini membuat siswa stress dan terdorong untuk melakukan kecurangan, karena yang terpenting itu lulus. Makannya jangan heran jika pernah ada berita bahwa ada murid juara olimpiade Fisika tingkat Dunia yang tidak lulus Ujian Akhir Nasional. Hal itu terjadi karena kesalahan sistem pendidikan Indonesia yang mewajibkan kecerdasan anak di semua kategori pelajaran.
​
Finlandia:
Kredibilitas dan mutu tenaga pengajar yang tinggi memungkinkan pemerintah menyerahkan tanggung jawab membentuk kurikulum dan evaluasi pembelajaran langsung kepada mereka. Hanya terdapat garis pedoman nasional longgar yang harus diikuti. Ujian Nasional pun tidak diperlukan. Pemerintah meyakini bahwa guru adalah orang yang paling mengerti kurikulum dan cara penilaian terbaik yang paling sesuai dengan siswa-siswa mereka.

Diversitas siswa seperti keberagaman tingkatan sosial atau latar belakang kultur biasanya jadi tantangan sendiri dalam menyeleraskan mutu pendidikan. Bisa jadi gara-gara fleksibilitas dalam sistem pendidikan Finlandia itu, semua diversitas justru bisa difasilitasi. Jadi dengan caranya sendiri-sendiri, siswa-siswa yang berbeda ini bisa mengembangkan potensinya secara maksimal. 

5. Tenaga Pengajar  /  Guru
Picture
Guru termasuk pekerjaan yang bergengsi di Finlandia
Indonesia:
Perhatian pemerintah ke guru sangat kurang. Mulai dari kesejahteraan, hingga ke jenjang pendidikan gurunya sendiri. Kesenjangan kesejahteraan guru PNS dengan guru Honorer yang sangat jauh. Gaji yang disesuaikan karena lamanya kerja di profesi guru bukan karena kualitas pengajarannya. Makanya enggak sedikit guru yang ngajar seadanya dan gaya ngajarnya monoton.

Sewaktu saya masih SMA dan pernah ikut berkompetisi di Olimpiade Sains Tingkat Provinsi, guru saya pernah mengeluh kepada saya. “Bagaimana mau menang juara olimpiade kalau tidak semua guru mendapat jatah pendidikan di luar negeri seperti guru yang mengajar di sekolah favorit/unggulan” ujar guru saya. Ya lagi-lagi tidak meratanya kualitas guru yang menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Jika Indonesia ingin semaju Finlandia dalam urusan pendidikan, pemerintah harus berani berinvestasi besar-besaran untuk meningkatkan mutu tenaga pengajarnya. Kalau perhatian kita ke guru kurang, kenapa kita menuntut mereka harus memberikan yang terbaik dalam proses pengajaran? Tidak adil kan?

Finlandia:
Di samping kesetaraan fasilitas dan sokongan dana yang mengucur dari pemerintah, penopang utama dari kualitas merata yang ditemukan di semua sekolah di Finlandia adalah mutu guru-gurunya yang setinggi langit. Guru adalah salah satu pekerjaan paling bergengsi di Finlandia. Pendapatan guru di Finlandia pun lebih dari 2 kali lipat dari guru di Amerika Serikat.Tidak peduli jenjang SD atau SMA, semua guru di Finlandia diwajibkan memegang gelar master yang disubsidi penuh oleh pemerintah dan memiliki tesis yang sudah dipublikasi.

Finlandia memahami bahwa guru adalah orang yang paling berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan generasi masa depannya. Maka dari itu, Finlandia berinvestasi besar-besaran untuk meningkatkan mutu tenaga pengajarnya. Tidak saja kualitas, pemerintah Finlandia juga memastikan ada cukup guru untuk pembelajaran intensif yang optimal. Ada 1 guru untuk 12 siswa di Finlandia, rasio yang jauh lebih tinggi daripada negara-negara lain. Jadi guru bisa memberikan perhatian khusus untuk tiap anak, gak cuma berdiri di depan kelas.  

6. Biaya Sekolah

Picture
Fasilitas Makan Siang di Finlandia
Indonesia :
Dari awal kelahiran anak, pastinya orang tua sudah menyiapkan jauh-jauh biaya pendidikan anak. Hal ini dikarena setiap orang tua ingin anaknya masuk di sekolah favorit yang bergengsi. Dari biaya spp sekolah, baju seragam, buku dan peralatan menulis, sampai biaya transport dan konsumsi anaknya (bahasa gaulnya uang sangu). Terkadang anak menjadi terbebani karena bagaimanapun setiap anak ingin membahagian orang tua yang sudah menyekolahkan mereka. Hal ini menjadi masalah psikologis bagi orang tua dan anak. Setiap orang tua ingin anaknya fokus dalam belajar, dan setiap anak ingin mendapat jatah bermain karena hampir setengah hidupnya di satu hari habis dalam kegiatan belajar. Meskipun begitu masih banyak orang tua yang menuntut anaknya untuk giat belajar karena mereka sudah menghabiskan puluhan juta bahkan ratusan juta untuk membiayai anaknya bersekolah.

Finlandia:
Satu lagi faktor yang membuat orang tua di Finlandia gak usah pusing-pusing milih sekolah yang bagus untuk anaknya, karena semua sekolah di Finlandia itu setara bagusnya. Yang lebih penting lagi, sama gratisnya. Sistem pendidikan di Finlandia dibangun atas dasar kesetaraan. Bukan memberi subsidi pada mereka yang membutuhkan, tapi menyediakan pendidikan gratis dan berkualitas untuk semua.

Reformasi pendidikan yang dimulai pada tahun 1970-an tersebut merancang sistem kepercayaan yang meniadakan evaluasi atau ranking sekolah sehingga antara sekolah gak perlu merasa berkompetisi. Sekolah swasta pun diatur dengan peraturan ketat untuk tidak membebankan biaya tinggi kepada siswa. Saking bagusnya sekolah-sekolah negeri di sana, hanya terdapat segelintir sekolah swasta yang biasanya juga berdiri karena basis agama.

Tidak berhenti dengan biaya pendidikan gratis, pemerintah Finlandia juga menyediakan fasilitas pendukung proses pembelajaran seperti makan siang, biaya kesehatan, dan angkutan sekolah secara cuma-cuma. Memang sih sistem seperti ini mungkin berjalan karena kemapanan perekonomian Finlandia. Tapi jika memahami sentralnya peran pendidikan dalam membentuk masa depan bangsa, seharusnya semua negara juga berinvestasi besar untuk pendidikan. Asal gak akhirnya dikorupsi aja sih.
 
Dengan sistem pendidikan yang jauh berbeda dengan Indonesia berhasil menjadi salah satu pelajar terbaik dunia dalam tes Internasional Programme for International Student Assessment (PISA) per tahun 2012. Indonesia sendiri berada di peringkat 64 dari 65 Negara yang dieavaluasi di tahun yang sama.

Nah, kamu bisa lihat sendiri kan perbedaan Indonesia dan Finlandia? Tentunya memperbaiki sistem dan mutu pendidikan ini bukan tugas yang mudah bagi pemerintah. Perlu banget upaya dari kita sebagai warga negara untuk berpartisipasi memajukan pendidikan, yang bisa dimulai dari hal yang paling kecil, yakni mengenal potensi dari anak. Para pengajar juga dituntut untuk memprioritaskan kualitas dalam mengajar dan lebih mengenal lebih dalam dengan setiap murid, karena memaksimalkan potensi dari anak adalah kewajiban semua pengajar.
Semoga sistem pendidikan di Finlandia bisa diterapkan dalam sistem pendidikan Negara kita....

 
 

Referensi

https://www.atmago.com/id/posts/perbandingan-pendidikan-indonesia-dengan-finlandia_post_id_07b972c8-79de-473d-aa9e-aa5311a86c89
https://viral.kincir.com/hip/patutkah-indonesia-meniru-sistem-pendidikan-di-finlandia
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/08/25/202326126/sri.mulyani.anggaran.tunjangan.profesi.guru.kelebihan.rp.23.3.triliun
http://masipunk1.blogspot.co.id/2017/01/jumlah-guru-pns-dan-honorer-di.html
http://www.infopgri.tk/2016/09/kabar-gembira-tahun-2017-mendikbud.html
http://www.liputanguru.tk/2016/09/mulai-tahun-2017-guru-akan-menerima-tpg.html
​

Share

1 Comment
Details

    Archives

    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017

    Categories

    All
    Bisnis
    Budaya
    Dota
    Fakta
    KDrama
    Keuangan
    Kpop
    Lifestyle
    My Story
    Pendidikan
    Politik
    Sains
    Sosial

    Picture
    I Gede Bangun Pradana
    "Menulis adalah Jalan Untuk Mengetahui Isi Dunia" 
Powered by Create your own unique website with customizable templates.
  • Home
  • Blog
  • Politics
  • Social
  • Economy
  • Lifestyle
    • Dota 2
  • Science
  • Kpop
  • Beligede Story
  • About Me